Blog ini adalah suara seorang pengelana - musafir kehidupan yang ingin berbagi inspirasi dari apa saja yang pernah di dapatnya kepada siapa saja yang sedang merindukan oase kehidupan...

Minggu, 06 Mei 2012

FRIENDS


“Tok, tok, tok !” “Tunggu sebentar!” sahut Andre mendengar pintu kamar kostnya diketuk. Dengan malas, Andre pun berdiri, berjalan ke arah pintu, “Oh, kamu, Nia, ada apa siang-siang begini?” “Ada apa?” tanya Nia keheranan, “Oh, kamu menyindirku ya?, karena aku kepagian lebih dari setengah jam? Sorri, soalnya daerahku itu ‘kan susah dapat angkot, jadinya aku keluar lebih awal, tahunya hari ini gampang!” Andre tersenyum, “Ngak, aku ngak nyindir kamu, aku betul-betul naya, ada perlu apa kamu ke sini?”. “Becanda kamu!” Melihat tampang Andre yang serius, Nia pun melanjutkan dengan nada agak kesal, “Hari ini hari sabtu, Susan ulang tahun hari ini dan ngundang kita makan, dan kita udah janji buat nyari kado siangnya!” “Ohh…!” Andre menepuk keningnya, Ya..ya..ya…., maaf, aku lupa!”. “Paulus mana?” lanjut Andre. Nanti juga akan ke sini, ‘kan janjiannya bakal ketemu di sini, kamu juga lupa itu.. ya? Tadi juga dia udah kutelepon!” Mereka berempat dengan Susan memang bersahabat sejak SMU dulu. Kini mereka kuliah di tempat yang berbeda-beda, namun sampai saat ini masih mengontak satu sama lainya. Uniknya, tidak satupun diantara mereka yang beragama sama. Andre sendiri seorang pemeluk agama Buddha yang tulen, Nia beragama Kristen, dan Paulus Katolik. sedangkan Susan, lebih senang mengikuti orang tuanya saja, Kong Hu Chu. “Duduklah dulu, mau minum apa?” Andre memecah keheningan. “Udah, angak perlu repot, kayak orang asing saja. Ntar aku ambil sendiri aja. Kamu lagi sibuk ya?” lanjut Nia, melihat kertas-kertas yang berserakan di atas meja belajar Andre. “N gambil semester pendek?” lanjutnya lagi mengingat saat itu seharusnya mereka tengah liburan. Memang beberapa Universitas termasuk Universitas tempat Andre kuliah telah mulai dengan program semester pendeknya. “Ya aku ngambil 8 sks di semester pendek ini, tapi bukan itu yang sedang kukerjakan!” “Urusan Vihara?” Andre mengangguk, lalu melanjutkan, “Sebenarnya…..” Andre berpikir untuk mencari kata yang tepat. “Sebenarnya kamu ngak bisa datang nanti malam karena kamu telah buat janji yang lain, di Viharamu, ya kan?” Andre mengangguk, “Aku sudah janji sama Unit Kreatif untuk ngebantu bikin papan mading yang baru dan …..” “Tapi kamu kan ketua!” potong Nia cepat. Mereka terdiam, “Apa ngak ada orang lain?”. “Kasihan Frederik, stafnya banyak yang pulang kampung, dan sebagian lagi tidak peduli akan kerjaanya.” “Tapi kan masih ada yang lain, yang bukan staf unit itu pun seharusnya ikut andil dong! Udah sana telepon Frederik dan bilang kamu ngak bisa datang!” “Ya, tapi kamu kan setidaknya ngerti gimana kondisinya, berapa orang yang benar-benar punya perhatian buat…buat….” “Aku ngak mau dengar itu, Andre. Gimana nanti perasaan Susan. Pas kita janjian nonton waktu itu juga udah kamu batalin gara-gara ada rapat di Viharamu kan?”. Andre menghela napa, “Sejujurnya, aku iri sama organisasi agama kalian!” “Gimana kuliahmu?” “Apa?”, “Kuliahmu!?” “Aku ngak lulus dua mata kuliah!” Andre menunduk, ada suatu rasa malu juga ketika dia menyebutkan itu. Kamu ingat nilai-nilai kamu di tingkat I dulu, dan bagaimana pujian guru-guru selalu dilayangkan padamu semasa SMU dulu?”. “Aku ngak pingin membahas masalah itu, Nia”. “Bagaimana kamu harus menghadapi masalah itu, Andre!”. “Ya tapi semuanya telah menjadi begitu rumit, dan itulah yang ingin aku pecahkan sekarang ini. Perhatian dari staf dan umat yang sangat kurang, pihak yayasan, belum lagi senior-senior yang turut campur, padahal mereka sendiri kurasa belum tentu mengerti betul bagaimana kondisi Vihara sekarang. Belum lagi…”, Andre terhenti, tak tahu lagi apa yang ingin dikatakannya. “Belum lagi ? Ah…tak tahulah !” Suasana hening sejenak, “Kapan terakhir kamu minta bantuan ?” Andre mengingat-ingat, “Hari minggu kemarin, ketika aku minta Hedy untuk mengkoordinir umat yang mau main basket !” Nia tersenyum, “Itu bukan minta bantuan, itu kan memang tugasnya dia sebagai koordinator Olahraga!” “Oh..dua hari yang lalu ketika kuminta Nancy untuk mengetikkan surat…” Andre tidak melanjutkan kalimatnya. “Kamu berubah banyak, Andre. Mana sistem pembagian waktumu yang bagus itu, ketika kamu berhasil memimpin OSIS tanpa menanggalkan gelarmu sebagai siswa dengan nilai terbaik di sekolah kita?” Suasana hening kembali, “Kurasa kesalahanmu cuma satu, kamu begitu ingin memajukan Viharamu dan Agama Buddha. Itu memang suatu hal yang sangat indah dan terpuji, tapi caramu salah, bukan dengan mengorbankan dirimu habis-habisan begitu. Mereka juga perlu belajar bertanggung jawab. Disitulah perananmu, arahkan mereka, dan tak perlu sungkan untuk menegur mereka!” “Kenapa kamu begitu perhatian padaku, Nia? Apakah …?” “Kamu sahabatku. Betapapun jeleknya kamu, apapun agamamu, yang jelas kita telah bersahabat sejak SMU, dan itu yang ingin aku jalani!” Untuk kesekian kalinya, suasana hening kembali tercipta, “Kupikir senior-seniormu juga mesti berpikiran seperti ini, tidak hanya mengkritik saja, tetapi juga berusaha untuk melihat kondisi di dalamnya. Staf-staf kamu juga, kalau mereka benar-benar peduli dan sadar akan komitmennya, semoga lambat laun mereka bisa menempatkan diri secara tepat.” Andre tersenyum masam, “Tapi…bagaimana aku bisa memulai itu semua?” Nia mengangkat bahunya, “Mungkin kamu bisa menuliskan percakapan kita ini menjadi sebuah cerpen sebagai permulaan!” Andre berpikir sejenak, lalu mengangguk-angguk sendiri dan berkata, “Terima kasih, Nia!” Nia cuma bisa mengangguk. Tiba-tiba mereka dikejutkan suara Paulus, “Aduh, maaf aku terlambat hampir 10 menit, tadi dompetku ketinggalan, jadi aku harus kembali untuk mengambilnya dan…” Andre mengusap air matanya yang tanpa sadar telah merebak tadi, “Masuklah dulu, Paul! Aku telepon teman dulu, t’rus ganti baju, dan kita segera berangkat, Oce?” Paulus cuma terheran-heran, “Apa aku ketinggalan sesuatu?” Nia tersenyum, “Ya, jelas, sebuah cerita indah!” Buat kawan dan sahabatku yang beragama Budha: Semoga semua mahkluk di muka bumi berbahagia - Selamat hari Trisuci Waisak!

Jumat, 20 April 2012

PUZZLE OF LOVE


Puzzle. Siapa yang tidak tahu jenis permainan ini? Bisa dikatakan bahwa semua orang tahu apa itu puzzle dan bagaimana memainkan permainan ini. Puzzle tidak identik dengan permainan anak-anak, sebab semua orang dari berbagai kategori usia masih memainkan puzzle. Bahkan ada orang dewasa yang menjadikannya sebagai hobi, mengisi waktu senggang dengan bermain puzzle, tetapi tentunya dengan tingkat kesulitan yang jauh berbeda dengan puzzle yang biasa dimainkan oleh anak-anak pada umumnya. Tidak sedikit orang dewasa yang gemar memainkan 1000 keping puzzle atau bahkan lebih. Menurut ahli yang kompeten dalam bidangnya, permainan ini sangat menyehatkan. Menyehatkan dalam pengertian meningkatkan kemampuan bekerja otak, meningkatkan kecerdasan dan melatih daya analisa. Semakin tinggi usia seseorang, maka kemampuannya dalam bermain puzzle pun akan semakin meningkat. Unik bukan permainan ini? Rupanya puzzle bukan sekedar permainan biasa bagi penulis. Setiap bermain puzzle, penulis mencoba memahaminya dari sudut pandang yang berbeda. Dalam kehidupan sehari-hari, permainan puzzle tidak bisa dilepaskan dari kehidupan penulis, karena kehidupan ini pun tak jauh berbeda dengan puzzle. Menjalani kehidupan ini dapat diibaratkan kita sedang bermain puzzle, salah satunya adalah puzzle cinta (puzzle of love). Menjalin hubungan cinta adalah bagian dari kehidupan ini, maka ini berarti menjadlin hubungan cinta dengan seseorang pun dapat diibaratkan dengan kita sedang bermain puzzle. Dalam menjalin hubungan cinta, ada 2 pribadi yang menjadi bagian-bagian di dalam puzzle tersebut. Masing-masing pribadi adalah berbeda, berasal dari latar belakang yang berbeda, memiliki kebiasaan yang berbeda, pola pikir yang berbeda, temperamen dan karakter yang berbeda, dan masih banyak perbedaan yang lain karena memang pada dasarnya Tuhan Sang Pencipta menciptakan setiap orang itu unik di mata-Nya. Puzzle pun terdiri dari banyak komponen di dalamnya, lebih dari dua tentunya. Saat bermain puzzle, orang akan berusaha mengamati bentuk, warna, atau ciri khas dari tiap keping puzzle yang ada. Kemudian berusaha memasang-masangkannya sesuai dengan persamaan yang ada, yang dapat menghubungkan tiap keping puzzle. Demikian pula dengan hubungan cinta antara dua anak manusia, ada persamaan-persamaan tertentu yang dapat menghubungkan mereka sehingga lahirlah cinta di antara mereka. Tetapi dalam proses perjalanan cinta tersebut, bukan persamaan saja yang mendominasi, tetapi juga perbedaan akan mewarnai jalannya hubungan tersebut. Perbedaan tidak akan hilang, keunikan masing-masing pribadi akan tetap ada, tetapi disitulah nampak indahnya perpaduan yang ada. Setiap orang yang bermain puzzle harus tahu persis lekuk-lekuk tiap keping dan menemukan celah yang pas untuk diisi oleh keping puzzle yang lainnya. Hubungan cinta pun demikian. Masing-masing pribadi harus menemukan lekuk-lekuk yang pas dari pasangannya, untuk dapat diisi oleh kehadiran dan perannya sendiri. Kalau salah menempatkan diri dan salah mengisi peran, yang terjadi bukannya kesatuan tetapi tumpang tindih dan kekacauan yang merusak keindahan hasil karya. Pada akhirnya, orang bermain puzzle pasti tidak akan sabar untuk menyelesaikan rangkaian puzzle dan menikmati hasil karya yang indah dari gabungan berbagai keping puzzle tersebut. Bahkan yang menikmati bukan hanya orang yang menyusunnya, tetapi juga orang lain. Tidak jarang orang membuat puzzle dan kemudian membingkainya menjadi seperti lukisan yang menghiasi rumah atau ruangan tertentu. Siapapun yang melihat dan menikmati hasil karya tersebut akan berdecak kagum tentunya. Orang bisa menjadi kagum karena keindahan gambar yang dihasilkan, tetapi bisa juga bisa kagum kepada tangan orang yang dengan sabar dan teliti merangkai puzzle tersebut. Tetapi yang pasti kenikmatan yang dirasakan orang lain tidak sebanding dengan kenikmatan dan kepuasan yang dirasakan oleh orang yang menyusunnya. Hubungan cinta pun demikian….. Proses tentunya akan terus berjalan, tetapi akan ada hasil karya yang indah dari perpaduan antara dua anak manusia yang dipersatukan Tuhan. Hasil karya yang bukan hanya dirasakan, dinikmati oleh dua pribadi yang dipersatukan, tetapi juga dilihat, dirasakan, dan menjadi kesaksian yang hidup bagi orang-orang yang berinteraksi dengannya. Sehingga setiap orang yang melihat dan berinteraksi dengan dua pribadi yang dipersatukan ini, akan berdecak kagum, bukan hanya pada dua pribadi tersebut, tetapi terlebih dari itu, kepada TUHAN yang telah menyusun, merangkai, dan mempersatukan dua pribadi tersebut. “Demikianlah mereka bukan lagi dua, malainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Tuhan, tidak boleh diceraikan manusia.” Matius 19:6

Kamis, 19 April 2012

WARNA KASIH YANG INDAH



Apakah warna kulit Tuhan?
Tanya anak yang berkulit putih bersih.
Apakah Ia putih sepertiku?
Apakah Ia berambut terang?

Apakah Tuhan berkulit gelap sepertiku?
Tanya anak yang berkulit hitam.
Apakah rambutNya gelap atau keriting sepertiku?
Apakah bola mataNya hitam atau biru?

Kurasa Tuhan berkulit merah sepertiku
Terdengar si anak Indian berkata.
Ia mungkin menggenakan mahkota bulu
Dan mengubah malam kita menjadi siang.

Masing-masing kita tahu Tuhan ada di sana
Dalam segala warna di atas
Tetapi ketahuilah bahwa warna Tuhan yang sesungguhnya
Adalah warna KASIH yang indah.

Maka saat jiwaku sampai di Surga
Saat hidupku mencapai batas akhirnya
Ia akan menunggu
Kepadaku ‘kan diulurkan tanganNya

Tak’kan ada warna di Surga
Semuanya akan sama
Kita hanya akan dinilai dari perbuatan kita selama di dunia
Bukan dari warna atau nama

Maka bila waktunya tiba
Dan aku menjumpai Tuhan di Surga sana
Akan kulihat satu-satunya warna yang ada
Warna KASIH yang indah

Selasa, 17 April 2012

WARNA KASIH TUHAN


Kata Tuhan, kasih itu tidak melampaui segala perbedaan
Kata orang, kasih itu harus dibedakan
Kata Tuhan, kasih itu menembus perbedaan
Kata orang, dalam perbedaan sulit untuk menemukan kasih
Kata Tuhan, kasih itu saling melengkapi di antara perbedaan yang ada
Kata orang, pertemuan antara perbedaan dapat menimbulkan benturan

Itulah perbedaan antara kualitas kasih Tuhan dan kasih manusia
Dengan dalih yang didasarkan pada logika, budaya dan realita,
Seringkali manusia membuat kasihnya menjadi terkotak-kotak.
Bila banyak kesamaan, maka kasih dengan cepat dapat mendominasi
Bila berbeda, maka kasih menjadi sesuatu yang langka
dan terus diusahakan untuk menjadi ada
Kasih manusia seharusnyalah dapat merefleksikan kasih Tuhan kepada umatNya.

C.I.N.T.A dan K.A.S.I.H


Seseorang pernah berkata: Sorga bukanlah sorga bagiku jika di sana tidak pernah kujumpai orang-orang yang kukasihi dan mengasihiku.
Ya…sebuah tempat akan menjadi tempat yang menyenangkan atau menjenuhkan bukan karena tempatnya itu sendiri, tetapi karena pribadi-pribadi yang tinggal bersama di dalamnya. Sebuah tempat akan menjadi tempat yang sangat menyenangkan betapapun sederhananya tempat itu ketika kita dapat berbagi kasih dan cinta dengan mereka yang tinggal di dalamnya - tetapi sebaliknya sekalipun sebuah istana yang megah tetaplah akan menjadi tempat yang tidak nyaman untuk kita tinggali ketika di dalamnya penuh dengan kebekuan tanpa cinta dan keindahan.
Cinta senantiasa menghadirkan sorga dan sorga yang sesungguhnya senantiasa di penuhi dengan cinta.

Jean Jacques Rosseau pernah berkata: Untuk menulis surat cinta yang baik haruslah memulainya tanpa tahu apa yang mau di tulis dan mengakhirnya tanpa tahu apa yang telah di tulisnya. Karena cinta bukanlah rancangan, cinta juga bukan pangandaian tetapi cinta adalah cinta. Cinta juga bukan rekayasa, penataan cinta itu datang dari hati yang sungguh-sungguh mencinta, tidak pernah di buat-buat – semuanya mengalir dan berjalan dengan spontan.
Cintailah dengan sungguh-sungguh, dan rasakanlah keindahannya : seberapa besar dan dalam kita mencintai maka sebesar itu pulalah kita merasakan keindahan cinta dalam hidup kita.

Cinta bukanlah “kapan” dan “di mana” – Cinta itu “di sini” dan “sekarang”, karena cinta itu datang bukan dari luar, tetapi cinta itu ada di dalam hati. Jika hati kita penuh cinta, maka yang di luar diri kitapun akan tampak penuh cinta, tetapi ketika hati kita di penuhi permusuhan dan kebencian maka segala sesuatu di luar diri kitapun akan tampak tidak bersahabat.
Cinta juga bukan soal kenapa dan bagaimana, karena cinta adalah kewajiban dan ketulusan – setiap kita ditakdirkan untuk saling mencinta tanpa tuntutan dan syarat karena cinta adalah cinta. Setiap kita memilikinya, bagikan dan sebarkanlah jadikanlah debu menjadi mutiara,buatlah setiap orang yang merasakannya mendapatkan keindahannya.

Cinta bukanlah tujuan, karena pada dasarnya cinta yang sejati tidak pernah berakhir – cinta adalah kehidupan itu sendiri. Sepanjang perjalanan hidup yang kita tapaki, sepanjang itu pulalah cinta kita nikmati.
Karena pada kenyataannya kita ada karena cinta, kita hidup saat ini karena cinta dan kita juga menapaki masa depan karena cinta.
Dan bagi dua pribadi yang menjalaninya, cinta adalah jalan terpendek untuk menyatukan dua hati yang berbeda dan dua pribadi yang tidak sama. Hargailah cinta maka kita akan mendapatkan maknanya dan abaikanlah jika kita ingin merasakan sakitnya.
Aristoteles pernah memaparkan bahwa ada tiga jenis persahabatan sesuai dengan tiga jenis alasan kita menemukan sesuatu yang dapat kita cintai. Tiga alasan itu adalah: kegunaan, kesenangan atau kebaikan.
Persahabatan tertinggi adalah ketika kedua belah pihak menginginkan kebaikan bagi masing-masing pelakunya. Mencintai dengan tulus adalah inti dari pengalaman ini. Mencintai lebih daripada di cintai. Cinta adalah bentuk persahabatan yang permanen tanpa jarak, waktu dan keadaan.
Bersyukurlah ketika kita sudah mendapatkannya, pertahankanlah karena disanalah persahabatan tertinggi kita praktekkan dan carilah saat kita membutuhkannya.